5 Alasan Kenapa Game Adaptasi Mobile Dibenci Oleh Para Fanatis

Baru-baru ini memang kasus mengenai pengumuman Diablo Immortal  sedang ramai diperbincangkan, meski menjadi produk baru dari Franchise mereka, nampaknya seri Diablo mobile ini tidak cukup disambut hangat oleh oleh core fan base Diablo itu sendiri. Pembahasan ini nanti mungkin akan berisi banyak referensi mengenai kasus Diablo, mengingat kejadian Diablo Immortal menjadi salah satu contoh yang cukup relevan pada topik kali ini. Nah ini dia alasan mengapa para Fans Fanatik kurang menyukai game favorit mereka diporting ke platform Mobile.

Daftar isi

1. Mobile Tidak Cocok Untuk Hardcore Gamer.

Konsep Smartphone atau Mobile Phone sendiri diutamakan menjadi alat mempermudah keseharian orang, namun jika kita berbicara kegunaan utamanya tetaplah menjadi alat komunikasi yang kita bawa kemanapun. Sehingga fungsi game pada smartphone menjadi sebuah pengisi waktu luang  yang bisa dimainkan dimana saja pula.

Konsep bermain dimana saja kapan saja dengan segala kemudahaannya itu, tentu kurang cocok jika dilihat dari sisi Hard Core Gamer yang biasa totalitas dalam bermain game. Difficulty pada game tersebut juga tentu tidak akan sesulit jika dibanding dengan platform PC, sudah banyak contoh gamenya, Line Age 2 Revolution (MMORPG Mobile) yang banyak mengaplikasikan sistem AUTO, PUBG Mobile yang otomatis mengambil item dan recoil yang jauh lebih mudah dibanding versi PC, Difficulty yang tentu tidak akan sesulit PC. Diablo sendiri memang terkenal dengan tingkat kesulitan yang cukup sulit, namun sepertinya hal tersebut tak akan diadaptasi kedalam Diablo Immortal.

Kita tak yakin jika platform mobile siap dengan situasi Hardcore atau sebagainya. – Wyatt Cheng, Blizzcon 2018.

2. Tak Semua Punya Perangkat Yang Memadai.

Hard Core gamer/ Fanatis suatu franchise yang bukan asli dari Mobile, tentu tak memiliki Smartphone atau device yang dapat memfasilitasi sifat Hard Corenya. Bukan berarti gamer Hardcore tak punya Smartphone, namun jika memang mereka mendedikasikan diri mereka pada suatu Franchise yang sebelumnya fokus di PC ataupun Konsol. Tentu mereka akan lebih siap untuk main di konsol ataupun PC tersebut.

HP dengan spesifikasi biasa memang MUNGKIN sudah bisa menjalankan game tersebut tanpa masalah, namun apakah HP biasa sudah bisa memfasilitasi seorang gamer yang memiliki totalitas dari segi waktu dan juga kesiapan untuk memainkan game favoritnya ? tentu diperlukan spesifikasi yang spesial, dan smartphone semacam itu membutuhkan harga yang tidaklah murah.

Smartphone dengan spesifikasi killer namun terjangkau yang baru-baru ini rilis saja masih seharga 4.5 Juta (Pocophone F1), apakah seorang gamer rela menggelontorkan dana sebesar itu untuk memenuhi keinginannya ? mungkin sebagian orang akan rela membeli namun sebagian lain pasti akan berfikir dua kali untuk membeli alat yang tidak secara fokus diciptakan untuk memainkan game. Dengan seharga mirip dengan konsol next-gen, gamer butuh banyak pertimbangan. Karena bermain secara setengah-setengah bukanlah ciri khas gamer fanatis.

Sebagai tambahan, fans yang datang kedalam acara Blizzcon mayoritas diisi oleh Gamers PC fanatik Blizzard. Cukup konyol jika memang Blizzard memutuskan untuk menutup Blizzcon dengan sebuah game Mobile dari Franchise yang sudah dinanti lama.

3. Komunikasi yang Buruk Dengan Fans.

Gw sebagai penulis sebenarnya tidak ingin terdengar dramatis terhadap kasus semacam ini. Namun bayangkan kalian ada di posisi fans die hard Blizzard, yang rela membeli tiket pesawat yang tak murah, merogoh kocek untuk menyewa tempat bermalam, membayar tiket 100 dollar untuk masuk kedalam Blizzcon. Semua perjuangan itu, hanya untuk melihat franchise kesukaan kalian tidak diumumkan sesuai harapan kalian.

Berkaca pada kasus EA pada gelaran E3 2018 dimana melakukan pengumuman Command and Conquer Rivals Mobile. Dimana banyak gamer menganggap perilisan tersebut sebagai sebuah kontroversi yang tak diinginkan para fans. Entah kenapa kasus seperti ini terus saja terjadi dan memiliki pattern yang mirip bahkan berakhir jauh lebih buruk.  Release game unwanted game at crucial event > hated > hard dislike trailer video > stupid mobile platform defends by developer > repeat.

Namun entah bagaimana caranya Blizzard mampu mereplika pattern tersebut dan melaukannya dengan jauh lebih buruk. Secara terbuka mereka meng-call out para die hard fansnya dengan sindiran “apakah kalian gak punya hape ?“. Tak berhenti sampai disitu melakukan sensor komen secara besar-besaran dan mengusahakan banyak cara yang tak transparan untuk memperbaiki image game terbaru mereka di Youtube.

4. Grafik Next Gen dan Support Hardware Kekinian Yang Mereka Mau.

Topik grafik suatu game memang jadi pembahasan yang lumayan menarik. Grafik game pada platform Mobile sekarang memang sudah tidak bisa diremehkan, banyak game yang sebenarnya sudah terlihat cukup menjanjikan. Namun seberapa indah pun grafik Mobile tentu tidak bisa mengalahkan PC ataupun konsol next-gen. Perbedaan tingkatan hardware menjadi alasan yang sangat kontras pada topik ini.

Fans tentu akan jauh lebih mengapreciate jika developer meremake atau me-remaster franchise lama mereka dari pada diperas melalui paltform mobile, hanya karena mengikuti pasar. Melihat game mereka dapat berjalan di Hardware next-gen sekarang mungkin menjadi mimpi nyata untuk mereka. Kita lihat bagaimana Age of Empire mendapat remastered sehingga bisa berjalan secara HD tanpa masalah di hardware terbaru, Warcraft III remake, dan Crash Bandicoot dan masih banyak game lain yang membuat para playernya lebih menghargai usaha developernya jika dibandingkan dengan sebuah game cashgrab yang super bonafit.

5. PHP Kronis Kepada Penggemar Franchise.

Tidak ada orang yang ingin dikecewakan oleh apapun atau siapapun. Bayangkan jika kalian The Last of Us tidak mendapatkan kejelasan setelah bertahun-tahun, bagaimana ceritanya? berlanjut masih belum ada kepastian. Namun karena franchise tersebut memiliki nama yang terkenal dan juga fans besar yang hara-harap cemas, developer justru mengeluarkan spin off mobile yang tak di inginkan siapapun. Bagaimana perasaan kalian ?

Selama 6 tahun fans Command and Conquer menanti bagaimana kabar Franchise favorite mereka ditangan EA. 12 Tahun sudah fans die hard Blizzard menanti kelanjutan dari Diablo. Selama itulah mereka menanti bagaimana nasib franchise yang membuat mereka terjaga tiap malam bersama teman-teman satu passion mereka, hanya untuk mendengar adaptasi game mereka di Mobile pada acara krucial seperti Blizzcon dan juga E3 2018. Siapa yang tidak kecewa ?

Verdict

Oversimplified game, cashgrab, penantian yang tak terjawab, menjadi akar dari kekecewaan. Namun semua itu berubah menjadi benci setelah melihat respond yang tidak begitu baik dari sisi developer. Namun tetap saja tidak bijak jika kita menjudge suatu game bahkan jauh sebelum game tersebut sama sekali RILIS. Semoga game ini memenuhi ekspektasi seluruh gamers.

Related Posts

Hak Cipta © 2024 Hijabnaya. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.