Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menerima kedatangan Presiden Senam Internasional (FIG) Morinari Watanabe di Kemenpora, Jakarta, Jumat (11/8). Kunjungan khusus Morinari adalah memohon Indonesia untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Artistik 2025.
“Kami meminta kesediaan Indonesia untuk menjadi tuan rumah World Championship (Artistik) pada tahun 2025 yang akan datang,” kata Morinari dalam keterangan persnya.
Undangan tersebut disampaikan Morinari melalui proposal yang diberikan langsung olehnya ke Menpora Dito. Dia berharap Indonesia bisa menyambut baik tawaran ini.
“Target kami nantinya semoga bisa mengadakan training center di Indonesia dan selanjutnya bisa melangsungkan Kejuaraan Dunia pada 2025,” ujarnya.
Baca juga: Kemenpora Gelar Kejuaraan Tarkam, Pentaskan 5 Cabor |
Disamping itu, Morinari juga mengundang Menpora Dito untuk bisa menghadiri Parkour Asia Tour di kawasan BSD, Tangerang pada 12 Agustus 2023. “Semoga besok Anda bisa hadir di acara tersebut,” sambungnya.
Menpora Dito menyambut baik tawaran Indonesia untuk bisa menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Artistik 2025. Hal ini, kata Menpora Dito akan dikoordinasikan lebih lanjut.
“Terima kasih atas tawaran untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Artistik ini. Indonesia memiliki sarana olahraga yang bagus dan kita memang siap jika ada potensi untuk menjadi tuan rumah diberbagai cabang olahraga,” jelas Menpora Dito.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Ita Yuliati berharap Indonesia bisa mejadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Artistik 2025. Menurutnya, sarana dan prasarana memang harus …
Read moreEko Yuli Irawan gagal memberikan medali di Olimpiade terakhirnya. Cedera paha jadi alasannya.
Eko urun di cabang angkat besi nomor 61kg Olimpiade Paris 2024 di Paris Expo Porte de Versailles, Rabu (7/8) malam WIB. Pada angkatan snatch, Eko mencatatkan 135 kg setelah melakukan tiga kali percobaan. Dia sempat mengangkat 139 kg tapi dianggap gagal oleh juri.
Bencana datang di angkatan clean and jerk ketika tiga kali percobaan Eko gagal, dua kali di angka 162 kg dan sekali di angka 165 kg. Alhasil, Eko tidak mendapat angka dan harus merelakan medali terbang usai dinyatakan DNF.
Baca juga: Angkat Besi 61 kg Olimpiade 2024: Li Fabin Rebut Emas, Eko Yuli DNF |
Kekecewaan harus dirasakan Eko mengingat ini adalah Olimpiade terakhir dalam kariernya. Makin menyakitkan adalah di empat kesempatan sebelumnya, Eko selalu berhasil meraih medali, yakni perak (2016 dan 2020) serta perunggu (2008 dan 2012).
Cedera paha jadi alasan kegagalan Eko gagal menuntaskan angkatan clean and jerk. Cedera paha yang sudah lama diderita Eko kambuh saat pemanasan.
“Sebetulnya dia sangat comfortable gitu untuk angkatan yang snatch ya, 135 kg, kemudian 139 kg, tapi pas 139 kg ada goyang dikit sehingga didiskualifikasi. Lalu saat clean and jerk, dia mulai berasa cedera di pahanya kambuh. Jadi angkatannya diturunkan dari 165 ke 162. Sebenarnya dia sudah bisa ngangkat, ternyata dia bilang lantainya licin begitu, dan setelah itu dia mencoba lagi dua kali karena sudah cedera, maka terasa sakit sekali,” papar Ketua PABSI, Roslan Roeslani, dalam wawancara dengan wartawan usai pertandingan.